CLEOPATRA
VII, PEnggairah NAFSU
PARA LELAKI PERADABAN kuno
Cleopatra
VII Philopator (Januari 69 sm – 12 Agustus 30 sm ) adalah ratu mesir kuno.
Anggota terakhir dinasti ptolemeus. Walaupun banyak ratu mesir yang menggunakan
namanya, dialah yang dikenal secara umum dengan nama Cleopatra, dan semua
pendahulunya yang bernama sama hanpir dilupakan orang.
Sedikit
yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra, tetapi kleopatra berdarah yunani,
bukan keturunan mesir, Ia dilahirkan pada awal tahun 69 SM, Anak ke-3 dari 6
Bersaudara dan lahir di kalangan dinasti Ptolemaik Yunani. Ia mempunyai 2 orang
kakak dan Adik perempuan serta dua adik laki-laki.Ia dilahirkan dan dibesarkan
di Alexandria yang merupakan kota terbesar dan termewah saat itu.
Kerajaan
dari ayah kleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar dan dalam
terutama perebutan kekuasaan, serta konflik Internal seperti sentralisasi pemerintahan dan korupsi
politik. Hal ini memicu pemberontakan dan lepasnya siprus dan Cyrenaica yang
menyebabkan masa kekuasaan ptolemeus sebagai salah satu yang mematikan di
dinasti tersebut.Semasa kecil, keopatra telah melihat persengketaan dalam
keluarganya sendiri, dikatakan bahwa ayahnya selamat dari 2 usaha pembunuhan
ketika seorang pelayang menemukan ular berbisa yang mematikan di kasurnya dan
pelayan yang mencicipi anggur tuannya
meninggal. Kakak perempuan tertuanya, Tryrphaena, juga mencoba untuk meracuni
kleoptara. Ketika ia berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya
sendiri dan ayahnya menjadi boneka kekaisaran Romawi. Setelah perjalanan
politik yang begitu panjang,tiba saatnya lah Cleopatra dan ptolemeus XIII naik
takhta akibat utamanya ialah meninggalnya Ptolemeus XII.Pada Bulan Agustus
tahun 51 SM, relasi mereka rusak dan Cleoptara mengambil alih pemerintahan.
Mungkin di
Buku-Buku Sejarah Umum Masyarakat, Seorang Cleopatra hanya dianggap sebagai
ratu mesir yang bermasalah karena masalah cinta, namun Seorang Cleopatra punya
sisi gelap yang jarang diketahui oleh khalayak umum, ya, dialah “Ratu Seks
dari Mesir”.
Tulisan ini
terinspirasi setelah saya menonton film “Cleopatra” di salah satu TV swasta
beberapa waktu lalu. Wanita dalam sejarah apalagi “wanita dalam istana” seiring
membuat sejarah berubah dari alur resmi atau alur semestinya, setidaknya
demikian kata Havelock Ellis, “Darwinnya”ilmu sejarah asmara. Dalam setiap
abad, diberbagai tempat dan dalam berbagai strata sosial, kisah-kisah
petualangan orang besar tidak bisa dilepaskan dari “peran” wanita (baca:
asmara). Sejarah Peradaban Islam juga demikian. Bacalah secara objektif,
sejarah para Sultan pasca Khulafaurrasyidin, wanita menjadi “cerita menarik
sekaligus memiriskan”. Harem, sebuah “konsep sensualitas-erotik” kerajaan Turki
Utsmany, menjadi catatan sejarah bagaimana wanita menjadi bahagian penting
dalam kehidupan para Sultan. Cerita 1001 malam Dinasti Abbasiyah, Selat
Bhosporus yang menjadi kuburan ratusan para selir Sultan, hingga jumlah istri
dan selir para Sultan “ummat Islam” mutakhir. Konon, Sultan Kuwait, Sultan
Sabah al-Nahayan memiliki ratusan selir, dan seterusnya, dan seterusnya.
Intinya, intrik politik, dalam peradaban ummat manusia ini, mulai dari “zaman
batu” hingga zaman “Maria Eva”, kehadiran wanita menjadi salah satu penentu
jalannya gerak sejarah, termasuk wanita fenomenal yang hingga hari ini tetap
melegenda : CLEOPATRA.
Cleopatra (sekitar 69 SM.), adalah Ratu Mesir yang dikenal molek dan termasuk pelopor penggunaan kosmetika. Selain cantik (namun ada catatan arkeologis yang menggambarkan bahwa Cleopatra tidak bisa dibilang cantik karena hidungnya melengkung dan bermulut lebar), Cleopatra juga cerdas. Konon, wanita bangsawan keturunan Yunani-Macedonia ini menguasai bermacam-macam bahasa. Tutur katanya mempesona, dan Cleopatra “suhu” dalam bidang asmara. Ia sangat menggairahkan dan sangat pandai mengkondisikan suasana romantik-erotik. Tak heran, bila Markus Antonius, utusan pemerintah Roma (baca: Romawi), tergila-gila dengan Cleopatra. Sering ia menyajikan tarian-tarian erotik pada tamunya, dan bahkan (bila dilihat dari film Cleopatra), si cantik ini acapkali menyelingi percakapannya dengan lelucon seks. Seorang tamu dari Roma mendapat suguhan tarian dewa laut Glaucus, penari tampil tanpa busana (dalam film tidak begitu menonjol, mungkin sudah disensor), seluruh tubuh dicat dengan warna biru, berguling-guling di lantai. Bahwa Cleopatra gila seks, tak ada yang memungkiri dan sudah bukan rahasia lagi. Kalau tidak salah, Cleopatra pernah dijuluki oleh salah seorang sejarawan Yunani sebagai “Meriochane” – kira-kira artinya “perempuan yang sanggup menelan 10.000 laki-laki”. Wow. Bahkan, bisik-bisik para tetamu ketika Cleopatra menjamu mereka di istananya, terungkap bahwa Cleopatra pernah secara khusus melayani “belasan” bangsawan Romawi hanya dalam beberapa malam. Musuh terbesar Cleopatra adalah Raja Herodes dari Israel. Ia satu-satunya raja pada masa ini yang menjuluki Cleopatra sebagai wanita jalang. Konon, Cleopatra pernah merayunya, tapi gagal.
Dalam sejarah Mesir, tercatat perkawinan
Cleopatra yang pertama dengan saudara kandungnya sendiri, Ptolomeus XIII, demi
menjaga kemurnian darah kerajaan. Hal ini biasa terjadi pada masa
kerajaan-kerajaan dunia kuno-klasik (khususnya di dunia barat dan tengah).
Setelah Ptolomeus XIII meninggal, Cleopatra kembali kawin dengan adik
laki-lakinya yang berusia 12 tahun, Ptolomeus XIV.
Namun perkawinan ini tidak
diwarnai dengan hubungan seks, hanya untuk meraih kedudukan sebagai Ratu Mesir.
Konon (sekali lagi konon), Cleopatra termasuk wanita yang “dini” mengenal seks,
umur 12 tahun. Ketika ia berumur 21 tahun, Cleopatra melakukan hubungan asmara
dengan Julius Caesar, diktator Romawi yang berusia 52 tahun. Julius Caesar tak
mungkin memperistri Cleopatra karena ia telah memiliki istri resmi di Roma.
Cleopatra “disimpannya” di Mesir. Caesar sangat mengagumi Cleopatra, untuk
tidak menyebutnya tergila-gila. Ia membuat patung Cleopatra di sebuah kuil,
menempati sebuah sudut untuk memuja Venus – Dewi Kecantikan. Tindakan ini
akhirnya menimbulkan amarah masyarakat Roma. Dengan alasan belum mendapatkan
anak laki-laki dari istrinya, Caesar menarik Cleopatra ke Roma. Tentu kehadiran
Cleopatra ditentang masyarakat Roma bahkan para penjaga istana menyanyikan lagu
ejekan buat Cleopatra :”perempuan jalan” dan sebagainya.
Setelah Caesar terbunuh, Cleopatra kembali ke
Mesir. Cleopatra yang cerdas menyusun siasat untuk mengambil hati pemimpin Roma
yang baru, Markus Antonius. Dengan sebuah kapal istimewa, Cleopatra pergi ke
Tarsus, mengundang Markus Antonius. Ia mengenakan pakaian a-la Dewi Venus,
membawa perhiasan perak-emas di kapalnya. Musik tiup yang merdu mengiringi
kedatangan wanita sensual ini. Sesampai di Roma, ia turun dengan dikawal
pengawal yang memakai pakaian Dewa Asmara. Di Tarsus ini, Cleopatra mengadakan
pesta berhari-hari, membagi-bagikan hadiah untuk para prajurit Markus Antonius.
Dimana Cleopatra ? ia “berasyikmasyuk” dengan Markus di dalam tenda khusus.
Ketika Markus Antonius kembali ke Roma, Cleopatra balik ke Mesir. Cleopatra
mengandung bayi kembar Markus Antonius. Beberapa tahun kemudian, Markus
bercerai dengan istrinya, Oktavia. Cleopatra kemudian disusulnya ke Mesir.
Sebelum Markus ke Mesir, beliau terlibat konflik dengan kemenakannya Octavian
(saudara kembar istrinya : Octavia).
Kedatangan Markus ke Mesir, disamping
tentunya menemui Cleopatra, juga melarikan diri dari serbuan kemenakannya yang
telah berhasil merebut singgasana Roma pasca kematian Octavia. Ketika kabar
Markus lari ke Mesir, pasukan Octavian menyerang Mesir dan menaklukkannya.
Ketika tentara Octavian menduduki Mesir, Cleopatra bersembunyi dalam
mussoleumnya yang dikawal oleh tiga orang prajurit. Markus mendengar bahwa
Cleopatra meninggal bunuh diri. Karena kehilangan “energi hidup”, akhirnya
Markus berusaha pula bunuh diri. Ketika maut belum menjemput Markus, tersiar
kabar bahwa Cleopatra masih hidup. Tergopoh-gopoh Markus Antonius dibawa ke
Mussoleum persembunyian Cleopatra. Akhirnya, dalam pangkuan Cleopatra, Markus
Antonius meninggal. Cleopatra tertangkap. Upayanya untuk merayu Octavian tidak
berhasil. Karena menganggap bunuh diri jauh lebih terhormat daripada menanggung
malu, akhirnya Cleopatra menikam perutnya dengan pedang. Cleopatra menyusul
Markus Antonius.
Dan,tak salah lagi saya menyebutnya “Penggairah
para lelaki peradaban kuno”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar