KAMIKAZE
Kamikaze (神風 kamikaze;
secara harafiah berarti "angin dewa") adalah sebuah istilah bahasa Jepang yang berasal
dari nama angin topan dalam legenda yang disebut-sebut telah menyelamatkan Jepangdari invasi Mongol pada tahun 1281.
"Kamikaze" dalam bahasa Inggris umumnya merujuk
kepada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir
kampanye Pasifik Perang Dunia II terhadap
kapal-kapal laut Sekutu sementara "kamikaze" dalam bahasa Jepang hanya merujuk
kepada angin topan tersebut.
Dalam bahasa Jepang, istilah yang
digunakan untuk memanggil unit-unit pelaku serangan-serangan bunuh diri
tersebut adalah tokubetsu kōgeki tai (特別攻撃隊), yang secara harafiah berarti
"unit serangan khusus." Ini biasanya disingkat menjadi tokkōtai (特攻隊). Pada Perang Dunia II,
skuadron-skuadron bunuh diri yang berasal dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang disebut shinpū
tokubetsu kōgeki tai (神風特別攻撃隊), di mana shinpū adalah bacaan on-yomi untuk
karakter kanji yang sama yang
membentuk perkataan kamikaze.
Bangsa Jepang, setelah kekalahan mereka
di Pertempuran Pulau Midway pada Tahun 1942,mereka mempunyai momentum Untuk
memulai Perang Pasifik (dikenal secara resmi sebagai Perang luar biasa Asia
Timur di Jepang). Selama Tahun 1943-1944, angkatan perang Sekutu, didukung Oleh
sektor industri yang maju dan sumber penghasilan yang cukup Kaya Mulai
mengintai gerak gerik pasukan jepang. Pesawat pesawat tempur Jepang banyak yang
kalah kelas dengan pesawat -pesawat tempur AS, terutama F4U Corsair dan
P-51 Mustang.Karena kekalahan di
pertempuran dan banyaknya pilot - pilot yang mati, jepang pun jadi kekurangan
pilot - pilot trampil untuk dijadikan pilot kamikaze.
Jepang mulai menggunakan taktik Kamikaze
waktu itu karena merasa sudah tidak mampu lagi menerobos barisan armada tempur
Amerika Serikat, dimana Angkatan Laut Jepang sendiri hampir habis dan Angkatan
Daratnya kewalahan. Ide penggunaan pasukan khusus ini dicetuskan oleh Vice
Admiral Kimpei Teraoka yang merupakan
kepala staf komandan angkatan laut di Filipina yang mengeluh jika taktik biasa
tidak mungkin dilakukan, mereka (Pasukan Jepang) haruslah menjadi manusia
super. Ide ini kemudian direalisasikan oleh Vice Admiral Takejiro Onishi yang
menggantikan Teraoka pada Oktober 1944 yang kemudian dikenal sebagai Bapak
Kamikaze itu karena Onishi lah yang dianggap bertanggung jawab dalam pembentukannya.
dalam waktu yang sama pada tahun 1944, Lt Tanaka menekankan pukulan telak pada
sasaran lawan ditekankan hanya bisa berhasil bila pilot ikut serta dalam
pesawat roket itu sampai ke sasaran, bahkan dia bersedia menjadi orang yang
pertama untuk melakukan itu.
Para penerbang Kamikaze dilatih lebih
keras dan berat. Segala sesuatunya harus lebih dari biasanya dan dipaksakan
dalam waktu enam bulan untuk memperisapkan serangan yang diyakini menentukan
nasib Jepang itu dimana para instruktur harus mempersiapkan ratusan pilot tanpa
pengalaman menjadi pilot kamikaze. Banyak kasus trainee yang dipukul tongkat
bambu atau pemukul baseball bahkan hajaran dari instruktur. Mereka berlatih di
tengah musim dingin, terbang di tengah badai salju berketinggian 1500 kaki. Tak
sedikit pilot yang mengalami gangguan psikologis walau akhirnya bisa diatasi.
Belum lagi latihan dengan Ohka yang cukup berbahaya. Saat latihan keras itu,
Kepala Staf Komandan Angkatan Laut Kekaisaran, Admiral Noritake
Toyoda sempat melakukan kunjungan pada bulan Desembernya untuk memberikan
semangat dan terakhir, membuat foto bersama serta memberi hadiah berupa sebilah
pedang pendek dan hachimaki berupa ikat kepala tradisional berwarna putih
bertuliskan Jinrai Butai.
Saat untuk berangkat ke pangkalan
Kyushu, para pilot berdoa dahulu di Kuil Yasukuni, Kuil Meiji dan
pelataran Istana Kekaisaran
Jepang, memohon kesuksesan misi mereka. Kebanyakan para orang tua diizinkan menungunjungi
putra mereka saat misi mereka sudah dekat. Umumnya, sebelum mengucapkan
perpisahan, sayonara, para orang tua menerima berbagai macam tanda mata dari
putranya.
Pada tanggal 28 Juni 1945, Skuadron
Divine Thunderbolts atau Jinrai Butai bergerak ke arah paling selatan di pulau
Kyushu. Disana mereka berpencar. Sebagian ke markas Pangkalan udara Angkatan
Laut Izumi dan yang lain
ada yang ke pangkalan Myakonojo .
Dari sini mereka ke Tomitaka, Usa, Oita dan ke pangkalan udara pusat
Angkatan Laut di Kanoya. latihan tetap berjalan meski sorti pertama sudah
dilakukan. Bila tidak berlatih, merka berlatih kendo, yudo, renang bahkan tenis.
Sedikitnya satu orang sumber menyebutkan
pesawat Jepang yang menabrak USS Indiana dan USS Reno di pertempuran pulau
midwaypada tahun 1944 adalah sebagai serangan kamikaze yang pertama Pada Perang
Dunia II. akan Tetapi, ada sedikit bukti bahwa serangan ini adalah bukan
sekadar dari tabarakan biasa tapi kemungkinan adalah sesuatu yang umum terjadi
pada pertempuran laut dan udara. Kapten Masafumi Arima, panglima Armada Kecil
Udara ke-26 Orang Yang kadang kadang di akui keberadaannya karena taktik
kamikaze ciptaanya.
Arima yang secara pribadi memimpin
sekitar 100 Yokosuka D4Y Suisei yaitu pesawat tempur jenis dive bomber milik
jepang pada kapal induk USS Franklin di dekat Leyte Gulf pada tanggal 13
oktober tahun 1944.Walaupun Arima tewas dalam serangan itu, dan sebagian
pesawat yang di kendarainya berhasil menabarak USS Franklin, tidak dijelaskan
bahwa serangan ini adalah serangan bunuh diri terencana.
Menurut salah seorang saksi mata dari
pasukan sekutu , kamikaze yang pertama menyerang dilakukan oleh seorang pilot
yang tak dikenal, yang mungkin dari Angkatan Udara Tentara Kekaisaran Jepang,
pada tanggal 21 Oktober tahun 1944.
Kapal Angkatan Laut australia, yaitu
kapal penjelajah HMAS Australia, diserang oleh pesawat tak dikenal milik jepang
Jepang yang tidak jauh dari Leyte Island.
Sedikitnya 30 orang Awak kapal meninggal
akibat serangan ini termasuk seorang komandan, Kapten Emile Dechaineuxdan
melukai Komodor John Collins yaitu panglima angkatan perang Australia.
Pada 25 Oktober, Australia kemabli
diserang dan terpaksa mundur ke Hebrides Baru (sekarang Vanuatu) untuk memperbaiki
kapal - kapal yang kerusakaannya tidak terlalu berat. Di Hari sama Kamikaze
Special Attack Force melakukan misi pertamanya. Lima buah pesawat zero, yang
dipimpin oleh Yukio Seki Berhasil menghancurkan Kapal penghancur( destroyer )
AS, USS St. Lo, walaupun hanya Sebuah pesawat yang berhasil menabrak kapal, Bom
yang dibawa oleh peswat itu meledak dan menyebabkan gudang bom kapal meledak
menenggelamkan kapal.
Karena banyak kapal perang pengangkut
pesawat AS yang deknya terbuat dari kayu kapal - kapal perang AS Menjadi Rentan
terhadap serangan kamikaze daripada kapal - kapal perang milik inggris yang
deknya terbuat dari baja.
HMAS Australia kembali Beroperasi pada
Januari 1945; menjelang akhir perang dunia II kapal yang baru saja diperbaiki
kembali di serang oleh kamikazes dan Menewaskan sebanyak 86 Awak kapal. Kapal
lain yang selamat dalam Serangan ulang kamikazes selama Perang Dunia II
Ternasuk USS Franklin dan USS Intrepid.
Penggunaan taktik bertahan untuk menangkal
serangan udara
Ketika wilayah -wilayah Jepang yang
strategis mulai menjadi sasaran pesawat pembom tipe B-29 milik pasukan sekutu
apalagi setelah jatuhnya iwo jima ke tangan pasukan sekutu jepang mulai
menggunakan taktik ini ( Taktik kamikaze ) Untuk Menangkal serangan - serangan
yang dilakukan oleh pesawat - pesawat pembom tipe B-29 Milik pasukan sekutu.
Tetapi taktik kamikaze yang dipakai untuk menghancurkan pesawat - pesawat
pembom jenis B-29 milik pasukan sekutu tidak begitu sukses karena sudah
terbukti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pesawat - pesawat kamikaze yang
berhasil menghancurkan pesawat - pesawat pembom jenis B-29 milik pasukan sekutu
daripada taktik kamikaze yang dipakai untuk menghancurkan kapal - kapal perang
milik pasukan sekutu.faktanya dikarenakan pesawat pembom jenis B-29 milik
pasukan sekutu juga mempunyai model persenjataan defensif yang hebat untuk
melawan pesawat - pesawat kamikaze milik jepang akan tetapi pesawat macam
meminta cukup banyak keterampilan dalam hal mengemudikan/menerbangkan pesawat.
Efek
Menjelang akhir Perang Dunia II,
industri pesawat terbang Jepang yang saat itu berlokasi di Pulau Jawa wilayah
RI telah mengorbankan 2.525 Buah pesawat terbang yang digunakan dalam misi
kamikaze, dan angkatan udara jepang telah mengorbankan 1.387 pilot terbaiknya
untuk digunakan dalam misi yang sama ( Misi kamikaze-Red ). Menurut pengumuman
resmi pihak militer Jepang untuk melakukan misi menengelamkan 81 kapal dan
merusakkan 195 buah kapal perusak ( Destroyer ) milik pasukan sekutu pihak
militer Jepang telah kehilangan hampir 80% dari kekuatan armada tempurnya. Akan
tetapi Pihak Sekutu menyatakan bahwa Jepang mengerahkan Sekitar 2.800 Pilot
Kamikaze yang menengelamkan 34 kapal Angkatan Laut, merusakkan 368 orang lain,
membunuh 4.900 awak kapal, dan melukai di atas 4.800 orang pasukan sekutu.
Sekitar 20% dari jumlah kapal yang dimiliki pasukan sekutu tenggelam oleh
serangan yang dilancarkan pilot kamikaze milik armada perang Jepang saat itu.
Tradisi dan cerita rakyat
Militer Jepang tidak pernah mempunyai
masalah dalam hal perekrutan sukarelawan untuk misi kamikaze. Akibatnya banyak
pilot berpengalaman yang ditolak karena pertimabangan mereka terlalu berharga
untuk dikorbankan karena masih banyak tugas yang lain yang harus diemban oleh
pilot berpengalaman itu daripada tugas sebagai pilot kamikaze. Rata-rata
pelatih pilot - pilot kamikaze mencari mahasiswa di suatu universitas di jepang
saat itu untuk dilatih menjadi sukarelawan dalam misi kamikaze. Motivasi yang
mendorong para sukarelawan untuk bersedia dilatih menjadi sukarelawan dalam
misi kamikaze cukup beragam. Dari yang terdorong oleh rasa patriotisme, hasrat
untuk membawa kehormatan keluarga dan ajang untuk membuktikan kemampuan diri
dengan cara yang ekstrem. Upacara istimewa yang sering diadakan sebelum misi
kamikaze dilakukan, yaitu pilot - pilot kamikaze memohon doa dari keluarga
mereka dan diberi tanda jasa oleh petinggi militer jepang saat itu. Hal seperti
itu dilakukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap
bangsa dan untuk menarik lebih banyak lagi sukarelawan agar bergabung dalam
misi itu.
Penduduk di pulau Kikaijima, yaitu pulau
di sebelah timur Amami Oshima, mengatakan bahwa pilot - pilot kamikaze terlebih
dahulu menjatuhkan bunga sakura dari udara sewaktu mereka berangkat pada misi
terakhir mereka.
Bila seorang pilot Pesawat Ohka dan Kamikaze
lainnya selesai melakukan misinya, Kementerian Angkatan Laut akan mengirimkan
surat kepada orang tua pilot tersebut mengenai kematian yang berani demi
kehormatan negara. Bukan itu saja, radio dan koran yang menjadi suara
pemerintah dalam hal ini. Segala macam serangan Kamikaze dianggap sebagai
Divine Heroes. Orang Jepang cenderung menganggap kematian selama masa perang
merupakan bunga sakura yang berguguran. Dimana setelah pilot dan pelaut itu
meninggal mereka akan bertemu kembali di Altar Kuil Yasukuni di Tokyo. Pilot
Kamikaze juga diperlakukan sebagai dewa dan orang suci. Mereka disebut sebagai
washi-kami (dewa elang) dan kaminari-kami (dewa guntur). Admiral Onishi sendiri
mengatakan sukarelawan kamikaze pertama juga dianggap dewa.
Semua pilot Kamikaze sama seperti
anggota lain yang gugur, menerima promosi anumerta dan dekorasi.
Saat perang berakhir tanggal 15 Agustus
tinggal 54 dari 200 pilot Ohka dan Kembu yang masih hidup. Secara keseluruhan,
sekitar 4500 pilot kamikaze (2500 pilot Angkatan Laut dan 2000 pilot Angkatan
Darat) yang menabrakkan diri sampai mati dalam waktu sekitar 10 bulan puncak
penyerangan mereka.
Penerbangan Kamikaze terakhir dilakukan
pada hari terakhir perang ketika sebuah penerbangan dari 11 Pembom Judy, masing-masing
membawa bom seberat 880 kg berangkat dari Pangkalan Udara Angkatan
Laun Oita di Kyushu menujuOkinawa. Misi jam ke-11 itu
dipimpin sendiri oleh Vice Admiral Matome Ugaki, komandan Armada
Udara ke-5 yang ingin mati sebagai seorang samurai karena merasa,
"Saya sudah mengirim begitu banyak pilot untuk mati".
Kalahnya Jepang juga memukul organisator
unit Kamikaze pertama Vice Admiral Tekijiro Ohnishi. Pada hari itu dia
memanggil padar staf perwiranya di kediaman resminya. Saat pertemuan terakhir
Ohnishi menuliskan pesan terakhir "Untuk jiwa-jiwa tentaraku saya
menghaturkan penghargaan setinggi-tingginya untuk keberanian yang telah
dilakukan. Dalam kematian aku minta maaf kepada jiwa-jiwa para pemberani ini
dan juga kepada keluarganya".
Melengkapi testamennya yang terakhir, pada
pagi harinya tanggal 16 Agustus, Ohnishi menghunjamkan pedang samurainya ke bagian
perutnya. Ia melakukan upacara bunuh diri tradisional, hara-kiri (seppuku).
Keren banget ya para tentara Jepang, Salut,Salut, Salut!!